Sabtu, 22 Januari 2011

CSM
H3CR-F
DIN 48 × 48-mm Twin Timers
• Wide power supply ranges of 100 to 240 VAC and 48 to
125 VDC respectively.
• ON- and OFF-times can be set independently and so
combinations of long ON- or OFF-time and short OFF- or ON-
time settings are possible.
• Fourteen time ranges from 0.05 s to 30 h or from 1.2 s to 300 h
depending on the model to be used.
• Models with a flicker ON start or flicker OFF start are available.
• Easy sequence checks through instantaneous outputs for a
zero set value at any time range.
• Length, when panel-mounted with a Socket, of 80 mm or less.
• 11-pin and 8-pin models are available.
Model Number Structure
■Model Number Legend
Ordering Information
■List of Models
H3CR - F @ @ - @ @
1 23 5 4
1. Classification
F: Twin timers
2. Configuration
3. Twin Timer Mode
4. Time Range None: 11-pin socket
8:  8-pin socket
None: Flicker OFF start
N: Flicker ON start
5. Supply Voltage
None:  0.05 s to 30 h models
300:  1.2 s to 300 h models
100-240AC:   100 to 240 VAC
24AC/DC:   24 VAC/VDC
12DC:   12 VDC
48-125DC:   48 to 125 VDC
Operating
modes
Supply
voltage
0.05 s to 30 h models 1.2 s to 300 h mode
11-pin models 8-pin models 11-pin models
Flicker OFF
start
100 to 240 VAC H3CR-F 100-240AC H3CR-F8 100-240AC H3CR-F-300 100-240AC H3CR-F8
24 VAC/DC H3CR-F 24AC/DC H3CR-F8 24AC/DC H3CR-F-300 24AC/DC H3CR-F8
12 VDC H3CR-F 12DC H3CR-F8 12DC H3CR-F-300 12DC H3CR-F8
48 to 125 VDC H3CR-F 48-125DC H3CR-F8 48-125DC H3CR-F-300 48-125DC H3CR-F8
Flicker ON start 100 to 240 VAC H3CR-FN 100-240AC H3CR-F8N 100-240AC H3CR-FN-300 100-240AC H3CR-F8
24 VAC/DC H3CR-FN 24AC/DC H3CR-F8N 24AC/DC H3CR-FN-300 24AC/DC H3CR-F8
12 VDC H3CR-FN 12DC H3CR-F8N 12DC H3CR-FN-300 12DC H3CR-F8
48 to 125 VDC H3CR-FN 48-125DC H3CR-F8N 48-125DC H3CR-FN-300 48-125DC H3CR-F8
Note: Specify both the model number and supply voltage when ordering.
Example: H3CR-F 100-240AC
Supply voltage

7
Note: All units are in millimeters unless otherwise indicated.
66.6
0.7
17.4
52.3
6
5.7
R1.3
44.8 × 44.8
48
48
66.6
0.7
17.4
52.3
6
5.7
R1.3
44.8 × 44.8
48
48
37 dia.
14 dia.
37 dia.
14 dia.
11 pins
8 pins
H3CR-F
H3CR-FN
H3CR-F-300
H3CR-FN-300
H3CR-F8
H3CR-F8N
H3CR-F8-300
H3CR-F8N-300
103.2* 100.9
2.3*
92.3* 90.0
2.3*
80
17.4 17.4
75
81.5 81.5
*These dimensions vary with the kind of DIN track (reference value).
Y92F-30
P3GA-11
Y92F-30
P3G-08
Dimensions with Front Connecting Socket
P2CF-08-@/P2CF-11-@
H3CR-F
H3CR-FN
P2CF-11
P2CF-11-E
H3CR-F8
H3CR-F8N
P2CF-08
P2CF-08-E
Dimensions with Back Connecting Socket
P3G-08/P3GA-11
H3CR-F
H3CR-FN
H3CR-F8
H3CR-F8N
(When
Y92A-48G
mounted)
(When
Y92A-48G
mounted)
In the interest of product improvement, specifications are subject to change without notice.
ALL DIMENSIONS SHOWN ARE IN MILLIMETERS.
To convert millimeters into inches, multiply by 0.03937. To convert grams into ounces, multiply by 0.03527.

Motor Kapasitor Running CBB60, Motor start kapasitor CD60

Motor Kapasitor Running CBB60
Motor listrik ini mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu, terhubung paralel dengan kumparan utama dan terhubung langsung paralel dengan sumber listrik.
Belitan utama, lilitan bantu dan kapasitor tetap terhubung pada sirkuit jala-jala saat motor listrik bekerja.
Jenis motor listrik ini  banyak digunakan pada jenis-jenis motor listrik 1 fasa yaitu pompa air, dimana lilitan utama dan bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi diameter kawatnya berbeda diantara keduanya. Diameter kawat lilitan utama lebih besar dibanding diameter lilitan bantunya. Type motor listrik ini kopel awalnya kurang bagus, tetapi kopel jalan (torsi jalan) merata.
Kebanyakan pompa air berbagai merek banyak menggunakan jenis motor kapasitor running dengan kecepatan mendekati 3000 rpm, untuk lebih jelasnya rangkaian listrik motor kapasitor running  dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Motor start kapasitor CD60
Motor kapasitor start ini merupakan jelmaan dari motor fasa belah, tetapi mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan belitan bantu dan sakelar sentrifugal, secara konstruktif sama persis, hanya ditambah satu unit kapasitor untuk memperbesar kopel awal (start).  Seperti dikatakan di awal prinsip kerja motor kapasitor start ini sama seperti motor induksi, yaitu jika pada lilitan utama diberikan sumber arus maka akan terjadi medan magnit putar (fluks magnit) yang ada dan besarnya sama, tidak ada resultan gaya. Tetapi dengan adanya lilitan bantu dan kapasitor maka ada beda fasa diantara keduanya, disinilah terjadi fluksi magnit dan resultan gaya yang berbeda maju atau mundur tergantung besarnya resultan gaya itu sendiri dan pada umumnya terjadi resultan gaya searah jarum jam sehingga motor dapat berputar ke kanan. Setelah motor berputar 75% dari putaran nominal maka sakelar sentrifugal bekerja memutuskan rangkaian lilitan bantu dan motor bekerja hanya dengan lilitan utama.
Keuntungan jenis motor kapasitor start ini dibanding dengan type motor fasa belah adalah:
·        Mempunyai kopel yang lebih kuat.
·        Faktor kerjanya lebih besar (mendekati 1)
Secara konstruksi rangkaian kelistrikan motor kapasitor start dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 03. Motor start kapasitor

Ratings
Rated supply voltage100 to 240 VAC, 50/60 Hz
100 to 125 VDC, ripple: 20% max.
Operating voltage range85% to 110% of rated supply voltage
Input signalsReset, Start, Gate
Power consumption (Relay ON)Approx. 2 VA, 1.6 W (at 240 VAC, 60 Hz)
Power consumption (Relay OFF)Approx. 1.3 VA, 1.1 W (at 240 VAC, 60 Hz)
Reset voltage10% max. of rated supply voltage
Number of time ranges14
Time ranges0.05 s to 1.2 s, 0.12 min to 1.2 min, 0.12 h to 1.2 h, 1.2 h to 12 h, 0.3 s to 3 s, 0.3 min to 3 min,0.3 h to 3 h, 3 h to 30 h, 1.2 s to 12 s, 1.2 min to 12 min, 12 h to 120 h, 3 s to 30 s, 3 min to 30 min, 30 h to 300 h
Operating modeON delay, Flicker ON start, Interval, One shot output
Control output TypeRelay output (DPDT)
Control output (Contact output)Switching capacities (resistive load (cos(phi)=1)): 250 VAC 5 A, 30 VDC 5 A
Minimum applicable load: 10 mA at 5 VDC (failure level: P)
Ambient temperatureOperating: -10 to 55 CEL
Storage: -25 to 65 CEL
(with no icing)
Ambient humidityOperating: 35 to 85%
Storage: 35 to 85%
Characteristics
Accuracy of operating time+/-0.2 % (FS) max. (+/-0.2% +/-10 ms max. in a range of 1.2 s and 3 s)
Setting error-5 to 5% (FS) -50 to 50 ms max.
Reset time0.1 s max.
Influence of voltage+/-0.2% FS max. (+/-0.2% +/-10 ms max. in a range of 1.2 s and 3 s)
Influence of temperature+/-1% FS max. (+/-1% +/-10 ms max. in a range of 1.2 s and 3 s)
Insulation resistance100 MOhm min. (at 500 VDC)
Dielectric strengthbetween current-carrying metal parts and exposed non-curernt-carrying metal parts: 2000 VAC, 50/60 Hz for 1 min
between control output terminals and operating circuit: 2000 VAC, 50/60 Hz for 1 min
between contacts of different polarities: 2000 VAC, 50/60 Hz for 1 min
between non-continuous contacts: 1000 VAC, 50/60 Hz for 1 min
Impulse withstand voltagebetween power terminals: 3 kV
between exposed non-current-carrying metal parts: 4.5 kV max.
Noise immunity+/-1.5 kV (between power terminals) and +/-600 V(between input terminals), square-wave noise by noise simulator (pulse width: 100 ns/1 us, 1-ns rise)
Static immunityMulfunction: 8 kV Destruction: 15 kV
Vibration resistance (Destruction)10 to 55 Hz, 0.75 mm single amplitude each in X, Y, and Z directions for 2 hours
Vibration resistance (Malfunction)10 to 55 Hz, 0.5 mm single amplitude each in X, Y, and Z directions for 10min
Shock resistance (Destruction)1000 m/s2 3 times each 6 directions
Shock resistance (Malfunction)100 m/s2 3 times each 6 directions
Mechanical Life expectancy (relay output)20000000 operations min. (under no load at 1800 operations/h)
Electrical Life expectancy (relay output)100000 operations min.(5 A at 250 VAC, resistive load at 1800 operations/h)
Degree of protectionIEC60529(JEM): IP40(panel surface)
Applicable standard (UL)Standard No.: UL508
File number: E41515
Applicable standard (CSA)Standard No.: CSA C22.2 No.14
File number: LR22310
Applicable standard (LR)99/10010
Applicable standard (NK)A-323-1B
Applicable standard (EC Directive (Low Voltage Directive) )EN61812-1
IEC60664-1 4 kV/2
Applicable standard (EC Directive (EMC Directive) )EMI: EN61812-1
Emission Enclosure: EN55011 Group1 class A
Emission AC mains: EN55011 Group1 class A
EMS: EN61812-1
Immunity ESD: IEC61000-4-2(6 kV contact discharge, 8 kV air discharge)
cRF-interference: IEC61000-4-3(10 V/m, AM radio wave (80 MHz to 1 GHz), 10 V/m, Pulse-modulated waves (900 MHz +/- 5 MHz))
Immunity Conducted Disturbance: IEC61000-4-6(10 V (0.15 to 80 MHz))
Immunity Burst: IEC61000-4-4(2 kV power-line, 2 kV I/O signal-line)
Immunity Surge: IEC61000-4-5(1 kV line to line, 2 kV line to ground)
External connection method8-pin round socket
Case colorMunsell 5Y7/1(Light gray)
WeightApprox. 90 g

Sabtu, 20 November 2010

pengisian REFRIGARANT to AC SPLIT

Belajar mengisi freon ac split

Pertama-tama yg harus dilakukan dalam pengisian freon adalah mengoperasikan ac split.
setelah outdoor unit mendapatkan supply listrik dari indoor unit, buka nepel penutup pentil pengisian freon dengan kunci inggris.
lalu pasang selang berwarna biru yg berada pada manifold di pentil pengisian freon, adakah tekanan freon? dengan melihat jarum manifold tekanan rendah yg berwarna biru.
jika tidak ada tekanan freon sama sekali, berarti sistem pendingin/ac split ada kebocoran.
cari sampai ketemu dimana letak kebocorannya dengan kuas kecil yg diberi air sabun, bila tidak diperbaiki/dilas kebocorannya freon akan berkurang kembali walaupun telah diisi sampai ac split menjadi dingin kembali.
bila ruang kebocorannya harus diperbaiki dengan cara mengelas dan pada sistem pendingin/ac split masih terdapat sisa freon, maka yg harus anda lakukan sebelum melakukan perbaikan/pengelasan adalah membuang sisa freon tersebut agar tidak membahayakan diri anda.

apabila telah ditemukan letak kebocorannya dan sudah diperbaiki/dilas, sistim pendingin/ac split harus divakum terlebih dahulu sebelum diisi freon, dengan menggunakan mesin vakum.
vakum yg baik harus mencapai 30″, lalu bagaimana bila anda tidak mempunyai mesin vakum???
tenang saja masih ada cara, yaitu dengan menggunakan compressor/outdoor unit yg akan kita isi freonnya, caranya adalah:
1. pasang selang warna biru pada pentil pengisian freon dan selang warna kuning pada tabung freon(posisi kran ditabung freon dlm keadaan terbuka penuh dan kedua kran pada manifold tertutup penuh).
2. buka penutup kran nepel ukuran 3/8 yg ada pada samping kanan kran nepel outdoor unit.
3. masukan kunci L pada kran nepel 3/8 dan putar kekanan(posisi klep nepel ditutup).
4. operasikan ac split dan tunggu sampai indoor unit mensupply listrik kebagian outdoor unit.
5. setelah outdoor unit beroperasi, lepaskan selang warna biru dari manifold, angin akan keluar dari ujung selang warna biru dan tunggu sampai angin tidak keluar lagi dari ujung selang warna biru.
6. setelah tidak ada angin yg keluar lagi dari ujung selang warna biru, pasang kembali ujung selang warna biru ke manifold lalu putar ke kiri kunci L yg berada pada kran nepel 3/8(posisi kran nepel terbuka penuh).
7. isi freon dengan memutar kran manifold warna biru kearah kiri sambil melihat jarum manifold untuk memastikan berapa freon yg sudah masuk kedalam sistem pendingin/ac split.
pada waktu pengisian freon lakukan secara bertahap jangan sekaligus dalam waktu singkat, agar tidak merusak klep compressor.
buka kran manifold…….. sebentar…….. lalu tutup kembali, lakukan berulang-ulang dan lihat berapa freon yg sudah masuk pada jarum penunjuk yg ada dimanifold, sampai pipa instalasi ac yg berukuran 3/8 yg berada pada outdoor unit basah berembun atau evaporator yg ada pada indoor unit anda pegang, apabila dinginnya sudah merata berarti proses pengisian freon sudah cukup, tidak harus 75 psi.
bila unit ac kelebihan freon akan membuat ac menjadi tidak dingin bukan menjadikan lebih dingin.perhatikan juga amper compressor pada waktu pengisian freon, jangan sampai melebihi batas amper(current) yg dapat anda lihat pada sisi indoor unit.

Minggu, 03 Oktober 2010

Berbeda dengan single substance refrigerant, seperti R-123, R-22, R-134a yang hanya memiliki satu titik didih (single boiling point). Pengisian refrigerant dalam bentuk gas ataupun cairan tdk menjadi masalah. Yg penting diperhatikan hanya dimana harus mengisi refrigerant cairan dan dimana harus mengisi refrigerant dalam bentuk gas.
Sebagai contoh R-404A ..merupakan campuran dari R-125 (44%) + R-143a (52%) + R-134a (4%). Ketiga jenis refrigerant tersebut memiliki titik didih (boiling point) yang berbeda2.
Pada tekanan atmosfir, titik didihnya adalah:
R-125 = -48.45 °C
R-143a = -47.6 °C
R-134a = -26.3 °C
Dalam bentuk cairan ketiga jenis refrigerant penyusun R-404A bercampur dengan sempurna. Sehingga komposisi refrigerant tdk berubah ketika keluar dalam bentuk cairan. Tetapi kalau refrigerant keluar dalam bentuk gas, refrigerant yg memiliki titik didih yg paling rendah akan keluar terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan refrigerant yg memiliki titik didih tertinggi, dalam kasus R-404A, refrigerant R-125 akan keluar terlebih dahulu, diikuti R-143a kemudian R-134a, dengan demikian komposisi refrigerant akan berubah. Dalam sistem yg diisi R-404A dalam bentuk gas, komposisi R-125 akan lebih besar (lebih dari 44%) dan dalam tabung yang tersisa, komposisi R-134a akan lebih besar (lebih dari 4%). Akibatnya temperature-pressure relationship-nya ataupun thermal properties-nya akan berubah. Yg kemudian bisa mengakibatkan turunnya performa mesin pendingin. Selain itu kita juga akan mengalami kesulitan untuk menentukan titik kerja/ tekanan kerja pada sistem yg bersangkutan, dikarenakan terjadi pergeseran hubungan antara temperatur dan tekanannya.
Perhatikan dalam tabung refrigerant, biasanya terdapat anak panah tertulis “THIS END UP FOR GAS” maksudnya jika bagian yg ditandai arah anak panah tersebut berada diposisi atas maka refrigerant yg keluar dalam bentuk gas. Dan pada arah yang berlawanan tertulis “THIS END UP FOR LIQUID” maksudnya jika bagian yg ditandai arah anak panah tersebut berada diposisi atas maka refrigerant yg keluar dalam bentuk cairan.

Kamis, 16 September 2010


Ada empat dasar cycle pada ice maker:
1. proses pengisian air di water reservoir: dengan menggunakan limit switch / timer, air dari luar akan dimasukkan ke dalam reservoir (sebuah solenoid digunakan mengatur buka tutup air)
2. proses pembersihan / pelepasan es yg terbentuk dan menempel pada cetakan / evaporator.
3. proses pembentukan es: kompresor bekerja melalui siklus normal sehingga es terbentuk sesuai dgn cetakan di evaporator.
4. proses pelepasan es yg terbentuk di evaporator/cetakan:
Ada beberapa cara / metoda untuk pelepasan es ini:
- menggunakan electric heater / hot gas defrost + mechanical untuk mendorong / menjatuhkan es.
-menggunakan electric heater / hot gas defrost dan es jatuh karena pengaruh gravitasi.
Bentuk evaporator bisa dibuat seperti gambar diatas (lihat insert photo). Penampung air digerakan oleh servo motor yg dikontrol dgn menggunakan 2 buah limit switch untuk menentukan posisi atas dan bawah.
level air bisa dikontrol dgn timer, menggunakan input sensor dari hambatan air.
lamanya proses hot gas defrost dikontrol menggunakan temperatur sensor di evaporator.
lama pembuatan es (menentukan besar /kecilnya es) bisa menggunakan timer.
STARTING RELAY
Pada saat motor kompresor mulai bekerja, arus listrik mengalir ke kumparan utama (run winding). Torsi yang ditimbulkan oleh induksi kumparan utama ini tidak cukup untuk menggerakkan kompresor. Untuk memperbesar torsi saat kompresor mulai bekerja (starting torque) maka motor membutuhkan bantuan tenaga yang didapatkan dengan cara mengalirkan arus listrik ke kumparan bantu (auxiliary winding) pada motor. Setelah putaran motor mencapai ±75% dari putaran maksimumnya, motor tidak lagi memerlukan tambahan torsi, sehingga torsi tambahan bisa dilepas atau diputus. Untuk memutus aliran arus listrik ke kumparan bantu (auxiliary winding) digunakan sebuah komponen pemutus arus yang dinamakan starting relay.
Terdapat beberapa jenis starting relay, diantaranya:
1. Relay Arus (Current Relay)
Current Relay Relay Arus (Current Relay)
Relay ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet dari arus yang mengalir ke kumparan utama. Pada saat kompresor mulai bekerja, arus yang mengalir ke kumparan utama lebih besar daripada arus nominalnya tetapi arus yang besar ini belum cukup untuk memutarkan poros kompresornya. Arus ini membuat induksi medan magnet pada relay menjadi besar sehingga kontak relay menjadi terhubung (tuas penggerak kontak relay terangkat). Dengan terhubungnya kontak pada relay, arus listrik kemudian mengalir ke kumparan bantu. Arus yang mengalir ke kumparan bantu ini membuat tambahan torsi pada motor, sehingga kemudian poros kompresor bisa berputar. Seiring dengan kenaikan putaran poros kompresor, arus yang mengalir ke kumparan utama semakin menurun menuju ke nilai nominalnya. Ketika putaran motor mencapai 75% putaran maksimumnya, induksi medan magnet pada koil relay tidak lagi mampu untuk mengangkat kontak relay sehingga arus ke kumparan bantu kemudian terputus. Walaupun torsi tambahan yang ditimbulkan oleh kumparan bantu sudah hilang, motor tetap bisa berputar karena bebannya sudah ringan. Relay jenis ini tidak boleh terbalik dalam pemasangannya.
2. Solid State Relay (PTC Relay)
PTC RelaySolid State (PTC Relay)
Relay ini bekerja berdasarkan panas yang ditimbulkan dari arus yang mengalir ke kumparan bantu. Pada saat kompresor mulai bekerja, selain ke kumparan utama, arus mengalir juga ke kumparan bantu melalui satu piringan (disc) yang peka terhadap perubahan temperatur. Perubahan temperatur pada disc ini menyebabkan perubahan nilai tahanannya. Semakin tinggi temperatur disc, semakin tinggi pula nilai tahanannya. Pada saat kumparan motor belum mendapat arus, disc dalam kondisi dingin (nilai tahanannya berkisar antara 15-35Ω pada temperatur 28-32°C). Ketika kumparan mulai mendapat tegangan listrik, arus akan mengalir langsung ke kumparan utama dan arus yang mengalir ke kumparan bantu akan melalui disc. Karena dilewati arus, temperatur disc kemudian naik sehingga disc akan menghambat arus yang mengalir ke kumparan bantu. Setelah putaran motor mencapai 75% putaran maksimumnya, arus yang mengalir ke kumparan bantu akan menjadi sangat kecil.
3. Relay Tegangan (Potential Relay)
Relay ini bekerja berdasarkan tegangan di kumparan bantu. Pada saat kompresor mulai bekerja, selain ke kumparan utama, arus mengalir juga ke kumparan bantu melalui kontak NC Potential Relay.